Jogjakarta,
20 Mei 2011
Kepada yang dicintai Allah,
Anakku, Faqih Zaynul Fikri
Di medan jihad ilmunya, Jakarta
Assalamu’alaikum wr. wb.
Kabarmu senantiasa baik, ‘kan, nak? Ibu yakin
itu. Sebab tak ada keburukan yang hakiki kecuali kedurhakaan. Dan Ibu yakin,
Insya Allah kamu masih dalam balut ketaatan kepada Tuhan.
Ibu senantiasa berdoa, di mana pun Allah
menempatkanmu, kamu tetap putra Ibu yang seperti bertahun lalu, ketika masih
tinggal bersama Ibu. Yang setiap malam larut dalam kemesraan bersama Penguasa
Alam.. Yang lisannya berhias dzikir, dan dalam hatinya bersemayam kalam-kalam
Tuhan. Masih kamu jaga hafalanmu, kan, nak? Ibu harap begitu. Sebab dengan
itulah, kau terjaga selalu.
Selamat, ya, nak. Kamu telah lulus dari
jenjang pertama perkuliahanmu. Satu
wasiat ayahmu terpenuhi.
Semoga berkah ilmumu, dan sepanjang hidupmu.
Kau tentu tahu, nak, sedalam apapun ilmu agama
kau pelajari, tak akan sempurna agamamu jika satu perintah suci tak kau
jalankan. Kau tentu tahu maksud ibu, bukan?
Ya, menikah. Impian terakhir ibu dan ayahmu
adalah memiliki putera yang membina mahligai rumah tangga dalam naungan Islam.
Ibu kirimkan cincin ini, sebagai bekal untuk
mempersunting perempuan pilihanmu. Siapapun dia, ibu yakin perempuan itu liar
biasa. Sebab dia tak menerimamu karena harta, bukan juga karena rupa. Tapi
semata karena Tuhan-nya.
Jangan minder, nak. Laki-laki yang baik akan
bersanding dengan perempuan yang baik. Itu janji Allah. Dan jika itu sudah
terwujud ajaklah ia tinggal di rumah ini. Dan tidak usah mencari ibu, nak.
Kenapa?
Ibu akan berterus terang padamu. Tubuh ringkih
ibu ini sudah digerogoti penyakit yang membuat Ibu divonis dokter hanya akan
bertahan tak lebih dari 3 bulan. Ya, 3 bulansejak Ibu menulis ini. Maka ketika
surat ini kau buka, Ibu sudah mendahuluimu menghadap Yang Kuasa. Menyusul
Ayahandamu. Tak perlu sedih, nak. Allah membersamaimu,
selalu.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Post a Comment for "Sepucuk Surat dari Ibunda Faqih"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.