Kejadian sejumlah jemaah haji tersasar (alias kesasar) di tanah suci pada setiap musim haji, ditambah dengan tragedi mina pada musim haji 2015 lalu yang sempat menghadirkan kompleksitas tersendiri terkait proses identifikasi keberadaan jemaah, menginspirasi Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menggagas sebuah terobosan atau langkah strategis berupa penerapan Gelang Identitas Jemaah Haji Indonesia berbasis GPS (Global Positioning System). Dengan gelang identits berbasis GPS, maka posisi atau lokasi keberadaan jemaah haji menjadi sangat mudah diketahui, dan ini sekali lagi sangat membantu dalam kasus-kasus jemaah tersasar itu.
Musim haji tahun 2016 ini, gelang identitas berbasis GPS itu akan diuji coba pemakaiannya di tanah suci. Sebelumnya, simulasi pemakaian alat ini di tanah air sudah dilakukan oleh beberapa vendor tanpa ada kendala. Diharapkan, implementasinya di tanah sucipun juga berjalan dengan baik tanpa hambatan apapun.
Apakah semua Jemaah haji Indonesia tahun 2016 ini sudah akan menggunakan gelang GPS ini? Jawabannya langsung disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, bahwa mengingat terobosan ini masih dalam tahap uji coba, maka penerapannya belum bisa untuk seluruh Jemaah haji Indonesia, melainkan masih dibatasi terlebih dahulu pada jemaah haji yang termasuk kategori Lansia (lanjut usia). Prioritas pada kelompok Lansia ini didasarkan pada fakta bahwa memang kelompok merekalah yang selama ini paling rentan tersasar, dengan segala resikonya.
Ada harapan besar, mudah-mudahan uji coba pemakaian gelang GPS bagi Jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun 2016 ini berlangsung dengan baik, sehingga pada akhirnya bisa diimplementasikan pada seluruh jemaah haji Indonesia (tanpa kecuali) di musim-musim haji selanjutnya. Disamping itu, bagaimanapun terbuka potensi terobosan besar lainnya bagi para jemaah haji kita dikemudian hari, berupa gelang atau asesoris lainnya yang bekerja secara elektrik-digital menampilkan informasi vital kesehatan mereka masing-masing, seperti: tekanan darah, temperatur tubuh, denyut nadi atau jantung, frekwensi pernapasan dan lain-lain yang bisa terkoneksi secara online dan realtime dengan monitor pemantau yang ada di setiap petugas kesehatan haji, sehingga suatu saat untuk jemaah-jemaah tersasar misalnya, bukan saja sangat mudah menentukan lokasi keberadaan mereka, tetapi sekaligus juga dapat diketahui kondisi riil kesehatan mereka di lokasi mereka tersasar itu.
Harapan terhadap terobosan tersebut saat ini mungkin terdengar seperti sebuah mimpi, tetapi faktalah yang paling banyak mengajarkan kepada kita bahwa terobosan-terobosan besar di bidang apapun selama ini, ternyata dimulai dari apa yang kita sebut sebagai mimpi. Betul kata para bijak: If we can dream it, we can do it. (Jika kita mampu memimpikannya, kita mampu melakukannya). Subhanallah. Allahu Akbar. Hasbunallah wani’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’mannashiir.
Post a Comment for "Uji Coba Gelang GPS Jemaah Haji Tahun 2016"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.