Dalam salah satu perbincangan informal dengan seseorang, saya dimintai pendapat atau tanggapan mengenai pertanyaan "Siapa yang menciptakan Allah?"
Saat itu saya katakan bahwa "Itu pertanyaan yang tidak logis".
Saya kemudian ditanya lagi, "Kok tidak logis?"
"Ya, benar-benar tidak logis", jawab saya. "Bahkan tidak hanya tidak logis, pertanyaan tersebut sekaligus berpotensi menggiring kita pada wilayah pemikiran yang membahayakan kemurnian akidah. Kalau ada yang menciptakan Allah, maka gugurlah pernyataan bahwa Allah sebagai Pencipta Segala Sesuatu. Dan itu tidak mungkin alias mustahil"
"Tapi, bukankah segala sesuatu harus ada penciptanya?"
"Ya, Itu betul, dan agar pernyataan tersebut betul selamanya, bahwa segala sesuatu harus ada penciptanya, maka harus ada Pencipta yang benar-benar tidak ada lagi penciptanya. Kalau masih ada penciptanya, maka itu bukan pencipta, tapi ciptaan. Karena itu kita harus hati-hati. Jangan sampai memilih (atau menyembah) Tuhan yang kita ciptakan sendiri, tapi pilihlah atau sembahlah Tuhan yang menciptakan kita"
"Bisa ditambahkan lagi penjelasannya?"
"Oh, bisa, bahkan harus, agar logika kita tetap waras dalam memahami perkara mendasar ini"
Sebelum menyandarkan sepenuhnya argumen saya pd salah satu nash Al-Quran, saya mengutip salah satu perkataan seorang penyair:
وَفِي كُلِّ شَيْءٍ لَهُ آيَةٌ تَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ وَاحِدُ
Dalam segala sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan, Dia adalah Zat yang Esa.
Kalau sudah bertemu dengan kata-kata "Zat Yang Esa", itu sudah final, artinya tak ada lagi yang menyamai-Nya, tak ada lagi yang serupa dengan-Nya. Kalau yang selain-Nya pasti ada penciptanya, maka kalau DIA, karena Esa, maka pasti tidak mungkin lagi ada pencipta-Nya. Seluruh siklus penciptaan bermula, berlangsung dan berakhir dalam kekuasaan-Nya.
Allah SWT berfirman:
قُلِ اللَّهُ خٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ وَهُوَ الْوٰحِدُ الْقَهّٰرُ
Katakanlah, Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa, Maha Perkasa. (QS. Ar-Ra'd :16)
Allah SWT berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. (QS. Asy-Syura: 11)
Perhatikan baik-baik substansi yang disampaikan dalam ayat tersebut, "bahwa tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia"
Dengan kata lain, karena tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, maka pernyataan "segala sesuatu harus ada penciptanya" benar-benar tidak berlaku untuk Allah, karena Dia bukan bagian dari "segala sesuatu" itu. Dia justru adalah penyebab "segala sesuatu" itu ada sampai batas-batas waktu yang telah ditentukan-Nya. Wallahua'lam.
Post a Comment for "Ini Jawaban Saya Saat Ditanya Siapa yang Menciptakan Allah"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.