Kabar menggembirakan bagi masyarakat Muslim Yogyakarta terungkap baru-baru ini dalam Rapat Kerja DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dalam Raker yang berlangsung pada Selasa 6 Nopember 2018 di Kota Pelajar itu, Ketua Komisi D DPRD Propinsi DIY, Kuswanto, menegaskan, umat Islam Yogyakarta sangat ingin memiliki Asrama Haji dan sekaligus Embarkasi Haji sendiri. Selama ini jemaah calon haji dari Yogyakarta bergabung ke Embarkasi Solo, Propinsi Jawa Tengah.
Lebih lanjut Kuswanto menjelaskan, lokasi Asrama Haji yang baru telah disiapkan di Desa Poncosari Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Lahannya merupakan tanah milik Kraton Yogyakarta dengan status Sultan Ground. Pemilihan titik lokasi tersebut, lanjut Kuswanto, didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis, selain waktu tempuh yang hanya sekitar 15-30 menit dari Bandara baru Yogyakarta, juga dalam rangka kepentingan pemerataan pengembangan wilayah. Asrama haji yang baru ini kelak akan melengkapi pembangunan Bandara baru yang dikenal dengan New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Baca juga:
Seperti gayung bersambut, penegasan Kuswanto di atas, yang tidak lain adalah harapan masyarakat Muslim Yogyakarta selama ini, disambut positif oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal PHU, Nizar, dalam Raker tersebut. Dengan penuh keyakinan, Direktur Jenderal PHU menyatakan sanggup membangun asrama haji standar hotel berbintang tiga Tahun 2020, tetapi dengan satu syarat, yakni tanahnya dihibahkan kepada Kementerian Agama. Masalah bangunan dan seluruh fasilitas menjadi urusan Kemenag sepanjang status tanahnya dihibahkan kepada Kementerian Agama. "Asal tanahnya dihibahkan ke Kemenag, kami siapkan anggarannya untuk mulai pembangunan di tahun 2020", tegas Nizar di ruang sidang DPRD Yogyakarta.
Baca juga:
Seperti gayung bersambut, penegasan Kuswanto di atas, yang tidak lain adalah harapan masyarakat Muslim Yogyakarta selama ini, disambut positif oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal PHU, Nizar, dalam Raker tersebut. Dengan penuh keyakinan, Direktur Jenderal PHU menyatakan sanggup membangun asrama haji standar hotel berbintang tiga Tahun 2020, tetapi dengan satu syarat, yakni tanahnya dihibahkan kepada Kementerian Agama. Masalah bangunan dan seluruh fasilitas menjadi urusan Kemenag sepanjang status tanahnya dihibahkan kepada Kementerian Agama. "Asal tanahnya dihibahkan ke Kemenag, kami siapkan anggarannya untuk mulai pembangunan di tahun 2020", tegas Nizar di ruang sidang DPRD Yogyakarta.
Konsep operasional Embarkasi Haji Yogyakarta dirancang untuk mengurangi beban dan tingkat kepadatan penerbangan haji dari Embarkasi Haji Solo. Jika rencana ini terwujud, maka sebagian wilayah Propinsi Jawa Tegah seperti eks Karesidenan Banyumas dan Kedu akan masuk dalam zona wilayah Embarkasi Yogyakarta, termasuk wilayah Jawa Tengah bagian selatan seperti Magelang, Purworejo, Wonosobo dan Kebumen. Sementara Embarkasi Solo diperuntukkan bagi jemaah calon haji dari Jawa Tengah bagian utara seperti Semarang, Salatiga, Klaten dan Kudus, selain Solo atau Surakarta tentu saja. Tampaknya, ini menjadi titik cerah baru perbaikan tingkat kenyamanan para calon tamu-tamu Allah, khususnya di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dalam rangkaian perjalanan memenuhi panggilan-Nya. Labbaika Allahumma Labbaik. Labbaika Laasyarika Laka Labbaik.
Post a Comment for "Tahun 2020 Kemenag Siap Bangun Embarkasi Haji Yogyakarta, Asal Ada Satu Syarat Ini"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.