"Melepas" anak di pesantren membutuhkan prinsip, sifat atau sikap yang tepat, khususnya dari para Wali Santri. Para Kiai Pesantren merangkum prinsip, sifat atau sikap itu dengan istilah "TITIP" yang merupakan singkatan dari 5 (lima) hal vital berikut ini.
1. Tega
Wali Santri harus tega "melepas" anak di pesantren. Benar-benar harus tega dengan satu keyakinan kuat bahwa di pesantren anak-anak dididik bukan dibuang. Sekali lagi Wali Santri harus tega, dengan meyakini pesantren sebagai medan pendidikan dan sekaligus perjuangan; anak-anak di pondok pesantren tidak akan mati karena kelaparan, tidak akan bodoh karena tidak ikut les ini dan itu, tidak akan terbelakang karena tidak main "gadget". Insya Allah anak-anak di pesantren akan dijaga langsung oleh Allah sebagaimana janji Allah yang akan menjaga Al-Qur'an. Tega dengan keyakinan seperti itu yang harus dimiliki oleh para Wali Santri. Lebih baik Wali Santri menangis karena berpisah sementara dengan anak karena menuntut ilmu agama, daripada nanti menangis karena anak-anak lalai urusan akhirat, kakean mikir ndunyo, rebutan bondo, pamer rupo, lali surgo (kebanyakan memikirkan urusan dunia, berebut harta, pamer raut wajah, lupa surga)
2. Ikhlas
Wali Santri harus ikhlas dalam "melepas" anak di pesantren, dengan satu kesadaran bahwa anak-anak di pondok itu tidak akan dibiarkan terlantar. Wali santri harus ikhlas anaknya dididik, dilatih, ditempa, diurus, ditugaskan, disuruh hafalan, dan lain sebagainya.
3. Tawakkal
Keputusan "melepas" anak di pesantren, Wali Santri harus tawakkal, menggantungkan seluruh harapan keberhasilan hanya kepada Allah saja. Bukan pesantren yang menyebabkan keberhasilan. Pesantren hanya mengikhtiarkan sungguh-sungguh keadaan menuju keberhasilan, dan itupun bisa berjalan dengan baik karena Allah pula.
4. Ikhtiar
Wali Santri harus ikhtiar sungguh-sungguh, baik dalam bentuk do'a maupun dalam bentuk dukungan sumber daya lainnya, termasuk di dalamnya iktiar menunaikan kewajiban pembiayaan pendidikan anak sebagai bagian dari pengorbanan untuk meraih keberhasilan.
5. Percaya
Wali Santri harus percaya bahwa anak berada di pesantren itu benar-benar dibina. Semua yang didapatkan, dihadapi, atau diperoleh anak-anak di pesantren adalah bagian dari rangkaian pembinaan, atau bagian dari proses pendidikan, dengan harapan kelak mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berkarakter, atau berintegritas, dengan semangat hidup yang penuh dengan nilai-nilai ketakwaan.
Itulah intisari pesan para Kiai Pesantren kepada para Wali Santri yang "melepas" atau menitipkan anaknya di Pondok Pesantren. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Pesantren Lebih Baik, Lebih Baik Pesantren
Post a Comment for "Intisari Pesan Para Kiai Pesantren Untuk Para Wali Santri"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.