Istri Sudah Tiba di Tanah Air, Suami Belum Ditemukan Sejak Hilang di Muzdalifah

Taspirin Wajat Ratam, jemaah haji yang dilaporkan hilang saat mabit di Muzdalifah, 11 Agustus 2019 lalu yang hingga saat ini (02 September 2019) belum ditemukan.

Sutirah tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang mendalam sejak sang suami tercinta, Taspirin Wajat Ratam, dilaporkan hilang saat Mabit di Muzdalifah tanggal 11 Agustus 2019 lalu.

Ketua Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) 2019 Endang Jumali mengatakan pihaknya bersama-sama dengan unsur perlindungan jemaah (Linjam) masih terus menelusuri keberadaan Taspirin.

Jemaah haji dari Kloter PLM-11 Embarkasi Palembang itu dilaporkan hilang sejak mabit di Muzdalifah. Petugas belum bisa menemukan sampai saat ini”, jelas Endang Jumali di Kantor Teknis Urusan Haji, KJRI Jeddah.

Posisi saat ini Sutirah dan seluruh jemaah haji Kloter PLM-11 sudah tiba di Tanah Air.

Dari penuturan sang istri, Sutirah, kronologi kehilangan sang suami, Taspirin, bermula saat Bus yang mengantar rombongan mereka dari Arafah tiba di Muzdalifah. Saat itu Taspirin minta diantar oleh istrinya ke toilet dan karena lokasi antara toilet dengan bus jemaah dekat, Sutirah menunggu suaminya di dalam bus.

Tak seperti yang diharapkan, Taspirin tidak kunjung kembali ke rombongannya setelah pamit ke toilet, sementara saat itu bus akan segera bergerak lagi menuju Mina. Khusus bagi jemaah yang tiba di Muzdalifah sudah lewat tengah malam, pelaksanaan mabitnya memang seringkali hanya mampir sesaat di Muzdalifah untuk kemudian berlanjut lagi ke Mina, apalagi beberapa tahun terakhir kerikil untuk melontar jumrah sudah dipersiapkan sejak dari Arafah.
Sejak pamit ke toilet di Muzdalifah 11 Agustus 2019 lalu, kakek berusia 81 tahun itu hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Kejadian di atas harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh jemaah, dan lebih-lebih lagi ketua kloter dan para petugas haji yang menyertai jemaah. Jangankan yang sudah lansia, yang belum lansia pun tak jarang bisa mengalami disorientasi di lokasi-lokasi baru yang dipadati dengan jutaan jemaah, apalagi itu di malam hari.
Penyesalan akan selalu datang belakangan bagi mereka-mereka yang lalai. Sutirah mengaku sedih dan menyesal, tidak menemani dan menunggu suaminya saat ke toilet. Dirinya terus berharap suaminya segera ditemukan. Selama berada di Makkah hingga proses pemulangan, Sutirah terus menerus dirundung rasa sedih dan menangis karena keberadaan suaminya belum diketahui.

Untuk ikhtiar yang lebih baik ke depannya, kita berharap tak ada lagi "sutirah-sutirah" lainnya yang begitu saja membiarkan sendirian "taspirin-taspirin" lainnya tanpa didampingi. Para petugas haji, wabilkhusus Ketua Kloter dan Petugas-Petugas Haji yang menyertai jemaah, harus bertekad mengikhtiarkan koordinasi kerja yang lebih baik lagi dengan seluruh jemaah kloternya agar kejadian seperti di atas tidak pernah terulang lagi pada musim-musim haji yang akan datang. Penyelenggaraan haji kita sudah jauh lebih baik, tapi tidak berarti tak ada lagi hal-hal krusial yang perlu terus diantisipasi dengan perencanaan dan implementasi yang lebih baik lagi.

Semoga Kakek Taspirin Wajat Ratam bisa segera ditemukan dalam kondisi baik-baik saja, dan bisa langsung ditanazulkan bersama dengan kloter lain yang akan pulang ke tanah air, dan selanjutnya kembali bersama-sama lagi dengan  istri dan sanak famili yang sudah pasti sangat merindukannya. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Post a Comment for "Istri Sudah Tiba di Tanah Air, Suami Belum Ditemukan Sejak Hilang di Muzdalifah"