Seorang Pendeta bernama Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses bikin ulah. Dia mengusulkan kepada Menteri Agama RI agar merevisi Al-Quran. Menurutnya ada sekitar 300 ayat Al-Quran yang perlu dirubah bahkan kalau perlu dihilangkan. Astaghfirullah, makin banyak saja orang tidak waras bergentayangan di negeri ini.
Saya percaya, pernyataan-pernyataan konyol Pendeta Saifuddin itu tidak mewakili ummat Kristiani secara keseluruhan, melainkan murni hanya mewakili personal Pendeta Saifuddin sendiri. Oleh karena itu, tanggapan saya terhadap pernyataan dungu di atas bukan untuk ummat Kristiani secara keseluruhan, tetapi hanya terbatas untuk Pendeta Saifuddin secara pribadi.
Setelah mendengar, membaca, dan menyimak pernyataan Pendeta Saifuddin yang mengusulkan agar 300-an ayat Al-Quran direvisi, spontan saja saya menyimpulkan bahwa Pendeta Saifuddin ini saya kira bukan hanya seekor domba yang sedang tersesat, tetapi bahkan dia adalah seekor domba yang sekaligus juga sedang keracunan. Keracunan cara berpikir yang sangat akut. Mungkin saja cara berpikir tidak waras tersebut sudah berlangsung kronis, dan kali ini adalah fase eksaserbasi yang paling akut.
Polisi harus cepat bergerak menangkap (dan menyelesaikan secara hukum) seekor domba yang tersesat dan keracunan ini agar tidak menimbulkan banyak kerusakan, baik kerusakan sendi-sendi persatuan bangsa, maupun kerusakan yang lebih parah pada diri pribadi Pendeta Saifuddin sendiri. Kasihan sebenarnya melihat seekor domba ini, sudah tersesat, keracunan pula.
Tanggapan singkat saya di atas saya tutup dengan Ayat berikut ini:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'raf: 179)
Post a Comment for "Tanggapan Singkat Saya Terhadap Pendeta Saifuddin yang Mengusulkan Agar 300 Ayat Al-Quran Direvisi"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.