Daoed Joesof (Alm). |
"Ini suatu penjilatan," kata Menteri Daoed. "Aku tidak suka perbuatan ini. Sampaikan hal ini kepada geng mafia, teman-temanmu, yang sedang memimpin fakultas"
Ungkapan menohok di atas dikutip dari buku "Rekam Jejak Anak Tiga Zaman" yang ditulis oleh Daoed Joesoef. Sebelum diangkat sebagai menteri, Daoed Joesoef tercatat sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
Pada 29 Maret 1978, setelah resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef menerima kunjungan dari Dekan FEUI, Dr. Djunaedi Hadisumarto, di kantornya. Dalam pertemuan tersebut, Djunaedi membawa surat keputusan Dewan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang menyatakan Daoed diangkat sebagai guru besar.
Surat tersebut
membutuhkan persetujuan dari Daoed, yang saat itu sudah menjabat sebagai menteri.
Setelah membaca isi dokumen tersebut, Daoed mengambil tindakan yang
mengejutkan. Ia langsung merobek-robek
surat itu dan menyerahkan potongan-potongannya kepada Djunaedi sambil berkata,
"Ini adalah bentuk penjilatan."
Daoed melanjutkan
pernyataannya dengan tegas, meminta Djunaedi menyampaikan pesan kepada
kolega-koleganya di fakultas yang ia sebut sebagai "geng mafia."
Daoed mengungkapkan kekesalannya karena pengangkatan sebagai guru besar itu
baru dilakukan saat dirinya menjabat sebagai menteri, padahal menurutnya, sebagai dosen di Fakultas Ekonomi UI, ia telah memenuhi syarat akademis
jauh sebelumnya namun tidak
mendapat tanggapan dari pihak universitas.
"Kenapa baru
sekarang?" tanyanya dengan nada jengkel. Ia juga menyampaikan bahwa
dirinya akan mengambil cuti mengajar karena tugasnya sebagai menteri yang
menuntut perhatian penuh selama 24 jam.
Hubungan antara Daoed
Joesoef dan Universitas Indonesia pun menjadi renggang setelah kejadian itu.
Seusai masa jabatannya sebagai menteri, Daoed meminta izin kepada Sekretariat
Negara untuk mempercepat masa pensiunnya dari UI, dan permintaan tersebut
dikabulkan.
Selepas itu, Daoed
memfokuskan dirinya pada aktivitas di Centre for Strategic and International
Studies (CSIS), sebuah lembaga yang turut ia dirikan.
Sebagai Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dari 1978 hingga 1983 dalam Kabinet Pembangunan III, Daoed
Joesoef dikenal dengan kebijakan-kebijakan kontroversialnya. Salah satunya
adalah pemberlakuan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan
(NKK/BKK), yang dinilai membatasi peran mahasiswa dalam dunia politik. Ia juga
memutuskan untuk menghapus kebijakan libur sekolah selama bulan Ramadan, dengan
alasan bahwa pembelajaran harus terus berlangsung, mengacu pada ajaran Al-Qur'an
yang pertama kali memerintahkan untuk membaca (iqra).
Setelah tidak lagi menjabat,
Daoed tetap aktif menulis di berbagai media dan menerbitkan beberapa buku. Pria
kelahiran Medan, 26 Agustus 1926, ini meninggal dunia pada 23 Januari 2018
dalam usia 91 tahun.
Post a Comment for "Mengenang Kembali Kisah Menteri Daoed Joesoef Saat Merobek Surat Pengangkatannya sebagai Guru Besar"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.